Selasa, 03 Mei 2011

Konsep kepribadian menurut HULL Dollard dan Miller

STRUKTUR KEPRIBADIAN

Kebiasaan atau habit adalah satu-satunya elemen dalam Teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada kejadian khas yang menjadi pengalamannya. Dollard dan Miller lebih memusatkan bahasannya mengenai proses belajar dan mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal (kata-kata) dan respon yang umumnya juga berbentuk verbal. Selain itu, Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drive) seperti rasa takut sebagai bagian dari kepribadian yangrelatif stabil. Menurut Dollard dan Miller, dorongan primer (primary drive) dan hubungan S-R yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibandingkan habit dan dorongan sekunder, karena doronganprimer dan hubungan S-R bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

1.Perangkat innate respon sederhana dan primary process 

Dollard dan Miller mengganggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik, sehingga banyak karyanya yang menjelaskan masalah ini. Bayi memiliki tiga repertoir primitif yang paling penting, yaitu :
a.Refleks spesifik (specific reflexes)
Bayi memiliki refleks yang spesifik kebanyakan berupa respon tertentu terhadap stimulus atau kelompok stimulus tertentu.
b.Refleks bawaan yang hirarki (innate hierarchies of response)
Kecenderungan respon tertentu terhadap situasi stimulus tertentu sebelum melakukan respon lainnya.
c.Dorongan primer (primary drive)
Stimulus internal yang kuat dan bertahan lama, yang biasanya berkaitan dengan
proses fisiologis. Drive ini memotivasi bayi untuk melakukan sesuatu tetapi tidak
menentukan aktivitas spesifik apa yang harus dilakukan.
Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku primitif di atas menjadi dewasa yang kompleks. Bayi akan terus berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon-respon menjawab stimuli baru, memberikan reinforcement respon baru, memunculkan motif sekunder dari drive primer dan mengembangkan proses mental lebih tinggi melalui mediasi stimulus.

2.Konteks Sosial

Kemampuan memakai bahasa dan respon isyarat sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dimana orang orang itu berkembang. Sebagian besar interaksi anak dengan lingkungannya berkenaan dengan bagaimana menghasilkan symbol komunikasi verbal (verbal cues) serta bagaimana memahami simbul verbal produk orang lain. Bahasa adalah produk sosial dan akalu proses bahasa itu penting, maka lingkungan social pasti juga penting dalam perkembangan kepribadian.
Dollard dan Miller menekankan saling ketergantungan antara tingkah laku dengan lingkungan sosiokultural. Bagi Dollard dan Miller, prinsip–prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Dollard dan Miller yakin bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh masyarakatnya.

3.Situasi Pembelajaran (training situation)

Seperti teoritisi psikoanalitik, Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa. Ada banyak peristiwa dimana konflik mental parah yang tidak disadari dapat timbul. Dollard dan Miller mengemukakan empat hal yang mudah menimbulkan konflik dan gangguan emosi, yaitu:
a.Situasi makan (feeding situation)
Situasi pertama yang banyak mengajarkan sesuatu. Situasi pemberian makanan yang memuaskan menjadi dasar belajar sikap sosial dan cinta.
b.Pendidikan kebersihan (cleanliness training)
Belajar mengontrol proses urinasi dan defakasi merupakan tugas yang kompleks dan sulit bagi bayi. Toilet training dianggap sangat penting bagi banyak orang tua. Anak yang gagal atau lambat menguasai keterampilan ini cepat dihukum, sehingga mengembangkan asosiasi orang tua dengan hukuman.

c.Pendidikan sex awal (early sex training)
Tabu mengenai masturbasi yang membuat anak merasa sangat berdosa sesudah melakukannya bersumber dari orang tua yang menanamkan dalam diri anak kecemasan yang sangat dalam seks.
d.Pengendalian marah dan agresi (anger-anxiety)
Apabila anaknya marah, orang tua sering mengamuk, menghukum sehingga anak belajar menekan rasa marahnya. Tanpa rasa marah ini akan membuat kepribadian anak tidak dapat berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar