Sabtu, 01 Oktober 2011

LINTAS BUDAYA


Penelitian Lintas budaya
 
1.      Apakah Yang di maksud dengan Penelitian Lintas budaya ?
 
Penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. 

2.      Apa hubungannya lintas budaya dengan ilmu lain ( contoh antropologi, sosial, dll. Berikan contoh nya! )
 
           Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari          budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life).
           
3.      Seperti apakah Etnosentri dalam psikology ?

           Etnosentri sendiri berarti kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri (Matsumoto, 1996 ). Sedangkan etnosentri dalam psikologi adalah kecendrungan sesorang atau  lebih yang memandang  orang lain dengan bercermin dari diri nya sendiri. Etnosentri dalam psikology dapat menimbulkan persaingan sehingga setiap individu bersemangat untuk  jadi yang terbaik.
 
4.      Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?
 
  •             Kesamaan antara enkulturasi dan sosialisasi dalam hal transmisi budaya yaitu dimana enkulturasi dan sosialisasi sama-sama memperkenalkan budaya baru pada masyarakat
  •             Perbedaanya yaitu bila enkulturasi adalah proses pengenalan norma yang berlaku dalam masyarakat tanpa mencampuradukannya dalam budaya asing.

Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menysuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di luar lingkup keluarga seperti norma, adat istiadat, serta hasil-hasil budaya masyarakat.
Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Di samping enkulturasi, terdapat sosialisasi. Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Di mana-mana, di berbagai kebudayaan, sosialisasi tampak berbeda-beda tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda, tujuannya sama, yaitu membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang inndividu berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individulain dalam lingkungan terkecil (keluarga), kemudian dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang bertetangga dekat, dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas.

Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya :

a.       Enkulturasi dan sosialisasi
Persamaannya :
sosialisasi menunjukkan proses pengintegrasi individu ke dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses yang menyebabkan individu memperoleh kompetensi dalam kebudayaan kelompok.
Perbedaaannya :
Sosialisasi bersifat solidaritas individu untuk ke dalam sebuah kelompok sosial sedangkan enkulturasi bersifat mempengaruhi individu tsb.
Contohnya :
Nanda ikut kegiatan Bakti Sosial di kampusnya dan Nanda mengajak Sya untuk ikut bergabung dalam acara kegiatan Bakti Sosial dikampusnya tersebut.
b.      Masa Remaja
Persamaannya :
Remaja masih suka ingin tahu terhadap sesuatu yang tidak dia ketahui/hal yang tabu.
Perbedaannya :
Terkadang remaja masih sulit untuk diberitahukan mana yang benar,mana juga yang salah di dalam norma2 sosial.
Contohnya :
Toni merokok padahal toni sudah diberitahukan oleh kedua Orang Tuanya merokok adalah hal yang tidak baik dan bisa merusak tubuh
c.       Perkembangan Moral
Persamaannya :
Perkembangan moral dilihat dengan pandangan sosial
Perbedaannya :
Perkembangan moral tidak bisa sama antara individu satu dengan individu lainnya.
Contohnya :
Renata bergaul dengan anak-anak pemakai narkoba. Lama-lam renata ikut memakai narkoba karena ajakan teman-temannya.
d.      Konteks sosial dan masyarakat
Persamaannya :
Konteks sosial dan masyarakat adalah peranan penting dalam transmisi budaya
Perbedaannya :
Konteks sosial melihat latar belakang individu sedangkan masyarakat adalah individunya tersebut.
Contohnya :
Alexs adalah anak yang hidup dengan latar belakangnya seorang Pelaut. Dan masyarakat menilai Alexs dengan sebutan Alexs seorang Pelaut.
e.       Hal konformitas
Persamaannya :
Individu saling mempengaruhi satu sama lain.
Perbedaaannya :
Pendapat individu yang lain tidak sama dengan pendapat individu yang lainnya.
Contohnya :
Jessica mengikuti gaya anak-anak zaman sekarang. Dy memakai Black Berry,bergigi behel,dan berponi tengah (layer).
f.       Hal nilai nilai
Persamaannya :
Dalam hal nilai nilai disini diajarkan mengikuti nilai/norma-norma sosial yang ada.
Perbedaannya :
Tidak semua nilai/norma-norma sosial dilingkungan yang satu sama dengan norma-norma sosial dilingkungan yang kedua.
Contohnya :
Suku Papua. Memakai Koteka adalah hal yang wajar karena memang budayanya. Sedangkan jika suku Papua memakai Koteka di daerah Jakarta maka perilaku tersebut dipandang tabu.


g.      Hal individualisme dan kolektifisme
Persamaannya :
Setiap individualisme memiliki penerimaan yang sama terhadap norma-norma sosial, sedangkan kolektifisme memiliki sifat kolektif dalam penerimaan norma-norma sosial
Perbedaannya :
Setiap individualisme memiliki transmisi budaya yang berbeda-beda sedangkan kolektifisme harus memiliki sifat kolektif/pemilih.
Contohnya :
Rani sangat kolektif dalam memilih pakaian yang sering dipakainya sehari-hari.
h.      Kognisi sosial
Persamaannya :
Setiap individu berfikir dengan hal yang sama terhadap norma-norma sosial
Perbedaannya :
Setiap individu tidak memiliki penanggapan pemikiran yang sama terhadap norma-norma sosial
Contohnya :
Budi memikirkan tentang Adat-adat Betawi. Seperti tari Jaipong,dodol betawi.
i.        Perilaku gender
Persamaannya :
Setiap perilaku gender terhadap norma-norma sosial adalah hal yang sama.
Perbedaannya :
Perilaku gender tidak sama antara Pria dan Wanita dalam menanggapi norma-norma sosial tersebut.
Contohnya :
Lilo lebih menentang keras tentang budaya Timur bahwa lelaki tidak dibolehkan berpacaran.